Pengertian Diksi dan Contohnya
Pengertian dan Contoh
Diksi | Kita mungkin pernah mendengar kata
diksi, terutama saat membicarakan sastra. Dalam sastra, penggunaan diksi selalu
disinggung karena memiliki peran yang cukup penting. Di dalam puisi, misalnya,
pemilihan diksi berkorelasi dengan irama musikal yang akan ditimbulkan puisi
tersebut.
Fungsi Diksi
Diksi dalam pembuatan karya sastra
memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
▪
Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra
menjadi lebih faham
mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
▪
Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
▪
Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal
(tertulis atau pun
terucap).
Membentuk
ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau
pun pembacanya.
Kata yang digunakan
menunjukkan makna yang ingin diutarakan. Namun demikian, seringkali kata yang
digunakan memiliki arti yang berbeda dengan makna itu sendiri. oleh karena itu,
sebelum memutuskan untuk menggunakan diksi yang akan digunakan, maka harus
pembicara atau penulis harus memahami makna dan relasi kata. Menurut Chaer,
makna kata dapat dibedakan menjadi:
a. Makna denotasi dan
Makna konotasi
Merupakan denotasi
merupakan makna yang sesungguhnya yang sesuai dengan pengertian kamus besar
bahasa Indonesia. Contoh: kata “miskin”, dalam pengertian denotasi artinya
ialah keadaan seseorang yang kurang dalam hal finalsial. Sementara itu makna
konotasi yaitu makna lain atau makna yang bukan sebenarnya yang mungkin hanya
dapat dimengerti oleh beberapa orang saja yang bersangkutan.
Contoh: kata “alarm”
dalam kalimat, “ kamu selalu datang tepat waktu, alarm jam kamu bagus”.
Kata alarm dalam kalimat tersebut merupakan kata konotasi untuk
menunjukkan makna kata “disiplin”. Kata konotasi yang bertujuan untuk
memuji disebut knotasi positif sedangkan konotasi yang mengejek atau menyindir
disebut konotasi negatif.
b. Makna leksikal dan
makna gramatikal
Yaitu makna yang
sesuai dengan hasil observasi atau yang memang nyata dalam kehidupan. Contoh:
bakteri Salmonella sp. Menyebabkan penyakit tipus. Sedangkan makna gramatikal
yaitu makna kata yang menyatakan makna jamak, menunjukkan suatu jumlah. Contoh:
ada buku-buku baru di perpustakaan. Artinya ialah banyak buku baru yang datang
di perpustakaan.
c. Makna referensial
dan nonreferensial
Yang dimaksud dengan
makna referensial yaitu kata yang mengacu atau menunjukkan kepada sesuatu.
Contoh: buku biologi ada di Rak no. 7. Kata “rak no.&” merupakan frase yang
menunjukkan makna referensial. Sedangkan makna nonreferensial adalah kebaikan
dari kata referensial. contoh: baru saja aku membaca buku itu, tetapi aku lupa
meletakkannya. Kata “tetapi” merupakan kata yang menunjukkan makna
nonreferensial.
Berikut merupakan macam
hubungan makna yang terbentuk antar kata:
1. Sinonim
Merupakan
kata – kata yang memiliki kesamaan makna. Contoh: Pintar dengan pandai, kurus
dengan langsing. Meski memiliki kesamaan makna, kata-kata dalam sinonim
memiliki kesan masing-masing seperti halu atau kasarnya.
2. Antonim
Sekelompok
kata yang memiliki makan yang berlawanan dengan kata lain. Contoh: tinggi
dengan pendek, pesek dengan mancung, dan ainnya.
3. Polisemi
merupakan
kata yang menunjukkan satuan bahasa yang dapat memiliki banyak makna. Contoh:
anak asuh, anak tangga, anak durhaka, anak sholeh. Dan lain-lain.
4. Hiponim merupakan
makna kata yang tercakup dalam kata lain. Contoh: melati merupakan hiponim dari
bunga.
5. Hipernim
merupakan
kata yang mencakup kata lain. Kebalikan dari hiponim. Contoh: bunga merupakan
hipernim dari melati, mawar, kenanga dan lain-lain.
6. Homonim
merupakan
sekelompok kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi tapi memiliki arti yang
berbeda. Contoh: (1)Hak asuh anak jatuh kepda ibunya; dengan (2) wanita
itu memakai sepatu berhak tinggi. Pada kalimat pertama hak berarti kepemilikian
sedangkan pada kalimatkedua artinya bagian sepatu. Atau (1) ular ini
mengeluarkan bisa yang sangat berbahaya; dengan (2) kamu pasti bisa
menghadapinya. Bisa pada kalimat pertama artinya racun sedangkan bisa pada
kalimat kedua artinya kemampuan.
7. Homofon
merupakan
sekelompok kata yang memilikikesamaan bunyi namun ejaan dan arti berbeda.
Contoh: (1) bulan ini saya mendapat bunga bank sebesar 3% ; dengan (2) bang,
pesen somay satu piring.
8. Homograf
yaitu kata yang memiliki tulisan sama namun bunyi dan
arti berbeda. Contoh: (1) Saya sudah sampai di Serang, bu; (2) andi diserang
kawanan begal.
Reference :
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-diksi-dan-contohnya-lengkap.html
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-diksi-fungsi-diksi-dan-macam-macam-diksi/

Komentar
Posting Komentar